Jumat, 06 September 2013

PERUBAHAN MULAI DARI (SI)APA?

       Suatu hari saat saya mendengarkan radio tiba-tiba salurannya diubah oleh anak saya tercinta. Saat itu acara yang sedang berlangsung adalah sebuah talk show mengenai rekruitment. Hal yang menarik sehingga saya memandang perlu untuk membuat tulisan ini adalah salah satu ungkapan pembicara yang bunyinya kurang lebih begini: " Salah satu definisi orang gila adalah: mengharapkan perubahan, dan dimulai oleh orang lain terlebih dahulu".
      Sebagai seorang guru, ungkapan tersebut setidaknya telah membuat saya sadar. Saya tidak mungkin mengharapkan perubahan terhadap para siswa saya, jika saya tidak melakukan perubahan terlebih dahulu. Saya tentu harus mengevaluasi diri terlebih dahulu. Apakah itu mengenai cara mengajar, sikap dan tingkah laku, maupun dalam tuturkata.
        Jika selama ini setiap saya mendengar keluhan beberapa teman guru mengenai siswa di salah satu kelas atau suatu sekolah, maka saya akan setuju dan memberi kesimpulan bahwa para siswa lah yang salah dan mereka perlu pembinaan. Tapi kenyataanya walau pun pembinaan sering dilakukan baik secara khusus maupun di sela-sela saat memberi materi pelajaran, perubahan yang terjadi sangat tidak tampak -atau bahkan tidak ada. Kalaupun ada perubahan, sifatnya hanya sementara. Mereka akan kembali ke pola sebelumnya.
       Ungkapan bahwa 'perubahan harus dimulai dari diri saya' membuat  saya tertantang untuk memperbaiki diri dan belajar lebih dalam memahami diri maupun memahami orang lain (khususnya para siswa). Saya harus lebih dalam mempelajari teknik mengajar yang sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa. Jangan-jangan bukan siswa yang kurang memahami suatu materi pelajaran, tetapi cara saya mengajar yang membuat mereka kurang paham akan materi tersebut.
       Tanpa bermaksud menggurui, sepatutnya jika terjadi suatu masalah baik itu di suatu kelas atau di sekolah maka kita harus melihat dari sisi kita terlebih dahulu sebelum menghakimi. Jangan sampai kita buru-buru memvonis kalau mereka yang salah, mereka yang tidak menghargai, dan sejenisnya. Jangan-jangan mereka berlaku seperti itu merupakan refleksi atas tindakan kita selama ini.
       Pada Hukum Newton ke-3 disebutkan bahwa 'gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris'. Jika diartikan secara bebas, maka apa pun tindakan kita maka akan sebanding dengan yang kita peroleh. Maksudnya adalah bahwa reaksi para siswa merupakan hasil dari aksi guru atau para guru. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Jelas bahwa setiap tindakan akan kembali  kepada diri kita. apakah itu baik atau pun buruk.
       Semoga tulisan singkat ini bermanfaat khususnya bagi diri saya. Siapa pun boleh berpendapat tidak setuju, menyangkal, atau memprotes. Mari kita hargai setiap pendapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar